(Ketika Saya Bertemu dengan HADROTUSY SYAIKH KH HASYIM ASY'ARI di makam Pesantren Tebuireng)
saya menulis kisah nyata saya ini, saya mohon maaf tidak ada maksud untuk pamer apalagi merasa bisa connecting dengan Para Ruh yang sudah tiada di alam dunia realita ini, walaupun jasad mereka terkubur tanah tapi Ruh mereka masih ada selama semua manusia masih berada dalam satu kesatuan ALAM SEMESTA.
Bagi sahabat-sahabat saya yang biasa bergaul dengan saya sehari-harinya pasti paham saya dan sudah sering saya ceritakan tentang ketika saya ziarah selalu bertemu dengan Ruh, pikiran saya langsung terhubung seolah-olah sedang nonton tv melihat Ruh yang sedang saya kirimi surat Alfatihah sebagai Tawashul hadiyah untuk para Ruh yang berada di alam semesta ini.
Saya niatkan tulisan ini hanya untuk berbagi pengalaman kisah nyata yang saya alami sendiri.
Saya bukanlah siapa-siapa, jangan pernah Anda punya Persepsi hal yang baik kepada saya setelah Anda baca tulisan saya ini, saya lebih senang ketika Anda punya persepsi kepada saya orang Buruk, anak nakal, tidak tau tata krama, wong dablek, Slengean, Ceplas ceplos yah memang kenyataannya seperti itu. hehehehehe
Begini ceritanya Om Tante, Mas Bro Sista, eng ing eng.... siap Grak 👇
Pada tanggal 14 Maret 2019 hari kamis, pada pukul 5 sore saya berangkat menuju Tebuireng Jombang Jawa Timur karena saya mau kordinir teman-teman saya di kampus untuk acara Seminar Menjadi Pengacara Handal bersama Dr. HOTMAN PARIS HUTAPEA, saya menuju Tebuireng dengan menggunakan Mobil Pribadi saya dari Cibubur, Masuk Tol Bekasi Barat padat merayap 3 jam baru sampai cikampek, baru lancar sampai Cirebon sekitar jam 10 Malam, langsung gas menuju Pekalongan istirahat satu jam, langsung menuju Tebuireng Jombang Jawa Timur, sampai Tebuireng sekitar jam 4 an Shubuh, pada tanggal 15 Maret 2019 hari Jumat, mobil saya masuk ke Pesantren Tebuireng lalu Parkir dan saya lihat para Santri di masjid Pondok sudah selesai sholat Shubuh dan mereka sedang membaca Surat Al-Waqi'ah, surat Pembuka Rezeki, lalu saya keluar mobil menuju tempat air wudhu untuk sholat Shubuh, diantara keramaian dan merdunya alunan bacaan surat Al-Waqi'ah para Santri di Masjid yang begitu ramai sekali. Setelah saya berwudhu lalu saya menuju Masjid mencari ruang kosong ternyata full banyak santri yang masih berjamaah membaca Surat Al-Waqi'ah, saya memberanikan diri berbicara pada pengurus Santri di ruangan para Pengurus santri, "Mas Boleh saya Sholat Shubuh di ruangan ini, silakan mas, lalu saya masuk ruangan tersebut ternyata ada GUS KIKIN masih duduk bersila sambil membaca surat Al-Waqi'ah secara berjamaah, langsung saya Sholat Shubuh 2 Roka'at di ruangan para pengurus Santri tersebut.
Selesai Salam sholat Shubuh, Saya lihat Gus Kikin sudah tidak ada di ruangan tersebut, Gus Kikin adalah wakil Pengasuh Gus Sholah Pondok Pesantren Tebuireng.
Saya langsung menuju Makam Hadrotusy Syaikh Hasyim Asy'ari, KH Wahid Hasyim dan Gus Dur, di makam tersebut masih sepi karena para Santri masih berada di masjid mengalunkan Dzikir dan berdoa.
Saya duduk di teras lantai depan Makam Hadrotusy Syaikh Hasyim Asy'ari yang ternyata Gus Kikin juga ziarah berada di samping kiri saya.
Seperti biasa saya berziarah, mengirim Washilah ke Rasulallõh dan para Dzuriyahnya, dan Para Nabi, Para Sahabat, para Tabi'in para Auliya dan para Syuhada, para orang sholeh, para ulama dan Mushoniffin, para orang2 Mukhlis, dan tidak lupa juga tawashul ke Malaikat Muqorrobin yaitu Malaikat JIBRIL, MIKAIL, ISROFIL & IJROIL, khusus juga saya bacakan tawashul untuk Ruh Ke Imam Nawawi al-Bantani, Syeikh Abdul Qodir Jailani, Syekh Jumadil Qubro, Walisongo Fii Biladil Indonesia lalu khusus HADROTUSY SYAIKH KH HASYIM ASY'ARI.
Bacaan Tawasshul masih saya lanjutkan kali ini saya khususan kirim surat Fatihah ke para Ruh Qodiriyah Naqsabandiyah yaitu Abah Sepuh, Abah Anom, Abah Aos dan tidak lupa juga saya sebutkan Abah Sekumpul Kalimantan baru saya bacakan surat al-Fatihah.
Bacaan Tawashul masih saya bacakan kali ini saya kirim buat para arwah ahlil qubur minal muslmiin wal muslimaat wal mu'minina wal mu'minaat dan para ruh Leluhur-leluhur saya kakek dan nenek dari ujung barat sampai ujung timur dan juga saya kirim al-fatihah untuk Almarhum ibu saya Waniah Binti Carti... Al-Fatihah......!
Setelah selesai Tawashul saya lalu membaca surat Al-Ikhlas, An-Nas dan Al-Falaq sebanyak 33 kali lantas seperti biasa saya membaca Sholawat yang selalu saya baca istiqomahkan dimanapun saya berada yaitu SHOLAWAT NARIYYAH.
Membaca bacaan tersebut saya selalu memejamkan mata agar lebih khusyu dan nikmat merasakan Vibrasi energi Dzikir dan ayat Al-Qur'an.
Masih dalam mata berpejam lalu saya mengalunkan Dzikir LAA ILAAHA ILALLÕH sebanyak 112 kali, disaat saya mengalunkan Dzikir tersebut tiba-tiba saya pikiran saya ter-conecting melihat Hadrotusy Syaikh Hasyim Asy'ari yang bersurban dan dengan jubahnya lalu tersenyum kepada saya dengan senyuman yang indah tanpa sepatah kata kepada saya. Saya lihat dari kejauhan Hadrotusy Syaikh Hasyim Asy'ari sedang berkeliling di dalam Makam tersebut, dan sesaat diarahkan ke Gus Dur yang tidak ada di makamnya, lalu saya berkata dalam kata-kata ruh, "Kemana Gus Dur neh yah kok ga ada di Makam yah, mungkin lagi jalan-jalan silaturahim ke Para Ruh-ruhnya Wali Allõh.
Selesai saya Dzikir lalu saya buka mata saya dan saya lihat kiri kanan sudah banyak Santri yang Ziarah ke Makam tersebut lalu saya tutup dengan doa dan Sholawat. Aamiin
Saya keluar makam, berjalan menuju Mobil di parkir lalu keluar Pondok menuju Penginapan, hari sudah pagi dan terang pada saat itu sudah masuk jam 6 pagi, sampai penginapan Rumah Nakata lalu istirahat tidur di kamar nomer 12.
Ditulis oleh #ArioRantau hari Minggu Dini Hari, 12-05-2019, dari jam 00.35 sd 01.33. WIB, di Kota Wisata Cibubur.
Baarokallõh
#QuantumSpiritual #SlowButSure
Disqus Comments