WEB ARIO RANTAU

ARIO RANTAU

Ario Rantau adalah pengusaha sukses dalam hal bisnis dan strategi pemasaran melalui ilmu rahasia sales dan strategi BH miliknya.
How to pay

Silahkan Miliki dan koleksi buku karya saya untuk meningkatkan Bisnis anda

Motivasi

Bagi yang ingin meniru langkah saya,
terus baca Motivasi dari saya melalui media ini

Catatan

Ini hanya cuap-cuap dari saya

SUAMIKU MILIK WANITA LAIN

( Uang itu baik, yang tidak baik adalah pikiran pemilik uang )

SUAMIKU MILIK WANITA LAIN - Pagi-pagi sekali, Ifah mengetuk pintu rumah uminya. Ia menggendong anaknya dan membawa satu tas besar di tangan kanannya. Dari matanya yang sembab dan merah, uminya sudah tahu kalau Ifah pasti habis bertengkar lagi dengan suaminya.

Meski heran, karena biasanya Ifah hanya sebatas menelpon sambil menangis jika bertengkar dengan suaminya. Abi Ifah yang juga keheranan, segera menghampiri Ifah dan menanyakan masalahnya.
Ifah mulai menceritakan awal pertengkarannya dengan suaminya tadi malam. Ifah kecewa karena suaminya telah membohonginya selama ini.
Ifah menemukan buku rekening suaminya terjatuh didalam mobil.

Ifah baru tahu, kalau suaminya selalu menarik sejumlah uang setiap bulan, di tanggal yang sama.
Sedangkan, uang yang Ifah terima pun sejumlah uang yang sama.

Berarti sudah 1 tahun lebih, suaminya membagi uangnya, setengah untuknya, setengah untuk yang lain. Jangan-jangan ada wanita lain??

Abi Ifah hanya menghela nafas, wajah bijaksananya tidak menampakkan rasa kaget atau pun marah.

"Ifah...,

» Yang pertama, langkahmu datang ke rumah abi sudah melawan Firman Allah.

karena meninggalkan rumah tanpa seizin suamimu" Kalimat abi sontak membuat Ifah kebingungan.
Ifah mengira ia akan mendapat dukungan dari abinya.

"Yang kedua, mengenai uang suamimu, kamu tidak berhak mengetahuinya.
*Hakmu hanyalah uang yang diberikan suamimu ke tanganmu.
Itu pun untuk kebutuhan rumah tangga.
Jika kamu membelanjakan uang itu tanpa izin suamimu, meskipun itu untuk sedekah, itu tak boleh".
Lanjut abinya.

"Ifah., suamimu menelpon abi dan mengatakan bahwa sebenarnya uang itu memang diberikan setiap bulan untuk seorang wanita.

Suamimu tidak menceritakannya padamu, karena kamu tidak suka wanita itu sejak lama.

Kamu sudah mengenalnya, dan kamu merasa setelah menikah dengan suamimu, maka hanya kamulah wanita yang memilikinya".

"Suamimu meminta maaf kepada abi karena ia hanya berusaha menghindari pertengkaran denganmu.
Abi mengerti karena sudah mengenal watakmu" mata abi mulai berkaca-kaca.

"Ifah...,

*kamu harus tahu, setelah kamu menikah maka yang wajib kamu taati adalah suamimu.

Jika suamimu berkenan padamu, maka Allah pun berkenan.

Sedangkan suamimu, ia wajib taat kepada uminya.
Begitulah Allah mengatur laki-laki untuk taat kepada uminya.

Jangan sampai kamu menjadi penghalang bakti suamimu kepada uminya atau orang tuanya".
"Suamimu, dan harta suamimu adalah milik umi nya".
Abi mengatakan itu dengan tangis. Air matanya semakin banyak membasahi pipinya. Seorang umi melahirkan anaknya dengan susah payah dan kesakitan.

• Kemudian ia membesarkannya hingga dewasa hingga anak laki-lakinya menikah, ia melepasnya begitu saja.

• Kemudian anak laki-laki itu akan sibuk dengan kehidupan barunya.

• Bekerja untuk keluarga barunya.
• Mengerahkan seluruh hidupnya untuk istri dan anak-anaknya.

• Anak laki-laki itu hanya menyisakan sedikit waktu untuk sesekali berjumpa dengan uminya. sebulan sekali, atau bahkan hanya1 tahun sekali.

"Kamu yang sejak awal menikah tidak suka dengan umi mertuamu.

Kenapa?

Karena rumahnya kecil dan sempit? Sehingga kamu merajuk kepada suamimu bahwa kamu tidak bisa tidur disana. Anak-anakmu pun tidak akan betah disana.
Ifah.., mendengar ini abi sakit sekali".

"Lalu, jika kamu saja merasa tidak nyaman tidur di sana.
Bagaimana dengan umi mertuamu yang dibiarkan saja untuk tinggal disana?"
"Uang itu diberikan untuk uminya. Suamimu ingin abinya berhenti berkeliling menjual gorengan.
Dari uang itu umi suamimu hanya memakainya secukupnya saja, selebihnya secara rutin dibagikan ke anak-anak yatim dan orang-orang tidak mampu di kampungnya.

Ifah membatin dalam hatinya, uang yang diberikan suaminya sering dikeluhkannya kurang. Karena butuh banyak pakaian untuk mengantar jemput anak sekolah. Ifah juga sangat menjaga penampilannya untuk merawat wajah dan tubuhnya di spa dan membeli perlengkapan kosmetik. Berjalan-jalan setiap minggu di mall. Juga berkumpul sesekali dengan teman-temannya dan adik kakaknya di restoran.

Ifah menyesali sikapnya yang tak ingin dekat-dekat dengan mertuanya yang hanya seorang penjual gorengan.

Penjual gorengan yang berhasil :

• Menjadikan suaminya seorang sarjana,
• mendapatkan pekerjaan yang di idam-idamkan banyak orang.
• Berhasil mandiri, hingga Ifah bisa menempati rumah yang nyaman dan mobil yang bisa ia gunakan setiap hari.

"Abii, maafkan Ifah", tangisnya meledak.
Umi Ifah yang sejak tadi duduk di sampingnya segera memeluk Ifah.

"Ifah..

• kembalilah ke rumah suamimu. Ia orang baik nak...
• Bantulah suamimu berbakti kepada kedua orang tuanya.
• Bantu suamimu menggapai surganya, dan dengan sendirinya, ketaatanmu kepada suamimu bisa menghantarkanmu ke surga

Umi Ifah membisikkan kalimat itu ke telinga Ifah

Ifah hanya menjawabnya dengan anggukan, ia menahan tangisnya. Bathinnya sakit, menyesali sikapnya.

Ifah-pun pulang menghadap suaminya dan sambil menangis memohon maaf kpd suaminya atas prasangka yg salah selama ini.

Di lain hari, ifah-pun mengikuti suaminya bersilaturahmi kpd umi kandung suaminya alias mertua dirinya.

Suaminya meneteskan air mata menatap istrinya yg di tangan istrinya tertenteng 4 liter minyak goreng untuk mertuanya.Tetesan air mata suami bukan masalah jumlah liternya, tapi karena perubahan istrinya yg senang dan nampak ikhlas hendak datang kpd orang tuanya alias mertua istrinya.

Seterusnya Ifah berjanji dalam hatinya, untuk menjadi istri yang taat pada suaminya. Sesekali waktu, ifah bukan mengajak suaminya ke Mall tapi minta anjangsana ke rumah mertuanya dan juga orang tuanya.

Semoga para istri tetap mendukung suaminya untuk berbakti pada umi dan abinya.

Baarokalloh....
Disqus Comments

NEWSLETTER SIGNUP