( Kalo cuma ngomong doang, Burung Beo-pun bisa )
Ketika Buya Hamka yang ketua MUI dan juga tokoh Muhammadiyah pada saat itu selesai mengajarkan berbagai Ilmu kepada para santri di Pesantren Suryalaya Tasikmalaya di hadapan Abah Anom juga.
Setelah selesai memberikan amalan2 Ilmu dan Berbagai Dzikir lalu Buya Hamka Pamit untuk kembali pulang kepada Pangersa Abah Anom.
Pangersa Abah lalu memeluknya dan berkata: "Ucapan terima kasih atas banyak ilmu yang telah dicurahkan, tapi Abah mohon agar Buya mau mengatakan kepada Abah, bagaimana mengamalkan semuanya itu. Abah sendiri juga tidak mampu, apa lagi para santri. Mohon ditunjuki ya Buya “, Demikian kurang lebih Pangersa Abah.
Ketika itu juga Buya Hamka tersadar, dia menangis terisak-isak dan berlutut di seputar Pangersa Abah Anom. Buya Hamka sadar bahwa ilmu yang banyak tidak berguna bila tidak diamalkan. Kemudian Buya malah minta ke Abah Anom menunjukan sebaik-baiknya amalan, dan akhirnya dijawab oleh Abah Anom Dzikir yang tertinggi dan terbaik adalah : "Laa Ilaaha Illa Allah".
Dari kisah nyata tersebut dapatlah kita ambil hikmah bahwa semua Ilmu yang kita ajarkan kepada orang lain apakah sudah kita praktekan sebab kelak akan diminta pertanggung jawaban di Hadapan Alloh SWT apakah Ilmu yg kita ajarkan sudah kita praktekan atau hanya sekedar ocehan burung beo yg tidak menjadi praktek.
Apalagi jika kita mengajarkan tentang ilmu2 Pemberdayaan diri dan Ilmu Mindset haruslah terlebih dahulu kita praktekan sebagai bukti bahwa teori itu benar ketika kita praktekan, kebenaran yang teruji adalah kebenaran yang sekaligus menjadi praktek.
APALAH ARTINYA BANYAK ILMU PENGETAHUAN YANG KITA KETAHUI TAPI MISKIN PRAKTEK. PRAKTEK LEBIH UTAMA DARIPADA SEKEDAR BERTEORI.
Belajarlah dengan orang2 yang sudah mempraktekkannya bukannya yang Omdo...!!!
YANG AKU KAWATIRKAN DALAM HIDUPKU ADALAH AKU MAMPU MENGAJARKAN KEPADA ORANG LAIN TAPI AKU TIDAK DAPAT MENGERJAKANNYA.. Na'udzubillah Min Dzalik.
#ArioRantau #BohariBrothers #BerpikirKaya #Tawajjuh #IlmuPraktek